
Ubi ungu merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ubi ini memiliki warna ungu khas serta rasa yang manis, sehingga banyak digemari oleh berbagai kalangan. Selain dikonsumsi dalam bentuk ubi rebus, ubi ungu juga sering diolah menjadi aneka camilan, tepung ubi ungu untuk bahan kue, serta berbagai produk olahan lainnya. Tingginya permintaan ubi ungu di pasar lokal maupun internasional menjadikannya sebagai komoditas pertanian yang memiliki peluang bisnis menjanjikan.
Cara Budidaya Ubi Ungu
Ubi ungu dapat tumbuh dengan baik di daerah kering maupun basah dengan suhu udara optimal antara 21-27 derajat Celsius serta membutuhkan sinar matahari sekitar 11-12 jam per hari. Tanah yang ideal untuk budidaya ubi ungu adalah tanah dengan tingkat keasaman (pH) antara 5,5-7,5.
1. Persiapan Bibit Ubi Ungu
Perbanyakan bibit ubi ungu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Cara Generatif (melalui umbi): Pilih umbi yang sehat dan berkualitas baik. Diamkan umbi di tempat lembap hingga tunas mulai tumbuh. Setelah tunas muncul, potong tunas tersebut untuk ditanam. Cara ini lebih sering digunakan untuk skala kecil.
- Cara Vegetatif (melalui stek batang): Pilih tanaman ubi ungu yang telah berumur lebih dari dua bulan dan memiliki ruas batang pendek. Potong batang sepanjang 15-25 cm dengan minimal dua ruas batang. Buang daunnya untuk mengurangi penguapan. Ikat stek batang tersebut dan simpan di tempat teduh selama seminggu sebelum ditanam. Metode ini lebih umum digunakan dalam skala besar, tetapi hanya disarankan hingga generasi ke-3 hingga ke-5 agar tidak terjadi penurunan kualitas umbi.
2. Persiapan Lahan Tanam
Lahan yang akan digunakan harus dibersihkan dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya. Lakukan penggemburan tanah dengan mencangkul atau membajak. Setelah itu, buat bedengan dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Tinggi: 30-40 cm
- Lebar: 60-100 cm
- Jarak antarbedengan: 40-60 cm
Berikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang dengan dosis sekitar 20 ton per hektar.
3. Cara Menanam Ubi Ungu
Tanam bibit stek dengan membenamkan 2/3 bagian batang ke dalam tanah pada bedengan. Gunakan pola tanam dua baris per bedengan dengan jarak antar tanaman dalam satu baris sekitar 30 cm dan jarak antar baris sekitar 40 cm.
4. Perawatan Tanaman Ubi Ungu
- Penyiraman: Pada awal pertumbuhan, lakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore. Setelah tanaman tumbuh optimal, penyiraman dapat dihentikan karena ubi tahan terhadap kekeringan.
- Penyulaman: Setelah 2-3 minggu, periksa tanaman dan ganti tanaman yang mati dengan bibit baru agar pertumbuhan seragam.
- Pengendalian Akar: Setelah satu bulan, lakukan penggemburan tanah di sekitar tanaman dengan jarak 10 cm agar akar tidak tumbuh berlebihan.
- Penyiangan: Bersihkan gulma secara rutin agar tidak mengganggu pertumbuhan ubi.
- Perapihan Akar: Setelah 6-8 minggu, rapikan akar yang tumbuh keluar agar ubi tidak berkembang terlalu besar dan tetap berkualitas baik.
5. Masa Panen Ubi Ungu
Ubi ungu dapat dipanen setelah 3,5 hingga 4 bulan. Dalam satu hektar lahan, hasil panen dapat mencapai 25-40 ton umbi.
Proses Pembuatan Tepung Ubi Ungu
Tepung ubi ungu merupakan salah satu produk turunan yang memiliki nilai jual tinggi. Berikut langkah-langkah pembuatannya:
- Sortasi: Pisahkan ubi ungu yang busuk atau terkena serangan hama.
- Pencucian dan Pengirisan: Cuci bersih, kupas, dan iris tipis sekitar 0,3 mm menggunakan alat slicing manual atau mesin.
- Pengeringan: Jemur atau gunakan alat pengering dengan suhu 40-60°C hingga kadar air turun menjadi 7-11%.
- Fermentasi (Opsional): Untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas aroma, irisan ubi dapat direndam dengan bakteri asam laktat selama 2-3 hari sebelum dikeringkan.
- Penggilingan: Giling ubi kering menggunakan mesin penepung hingga menjadi tepung halus.
- Pengemasan: Simpan dalam kantong plastik dan press menggunakan alat sealer agar lebih awet.
- Penyimpanan: Tepung ubi ungu dapat bertahan hingga enam bulan dengan rendemen sekitar 20-30%.
Kesimpulan
Budidaya ubi ungu menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan karena permintaan pasar yang tinggi. Dengan teknik budidaya yang tepat serta pemanfaatan hasil panen untuk produk olahan seperti tepung ubi ungu, potensi keuntungan bisa lebih optimal. Selain itu, pengolahan hasil panen menjadi produk turunan juga dapat meningkatkan nilai tambah dan memperluas pasar, baik domestik maupun internasional.