
Singkong merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan di Indonesia yang telah diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis tinggi, seperti tapioka, tepung mocaf, bioetanol, casapro, pakan ternak, serta aneka makanan camilan. Saat ini, inovasi pengolahan singkong telah menghasilkan nata de cassava sebagai bahan baku minuman kemasan. Penemuan ini sangat bermanfaat bagi industri minuman karena nata de cassava dapat menjadi substitusi nata de coco yang permintaannya terus meningkat.
Industri minuman berbasis nata de coco memiliki pasar domestik dan internasional yang luas. Namun, produksi nata de coco masih mengalami kendala akibat keterbatasan pasokan air kelapa sebagai bahan baku utama. Sebagai alternatif, nata de cassava memiliki keunggulan dari segi ketersediaan bahan baku yang melimpah, karakteristik nata yang lebih kenyal, serta tidak beraroma menyengat dibandingkan nata de coco.
Karakteristik dan Keunggulan Nata de Cassava
Nata de cassava memiliki tampilan yang mirip dengan nata de coco, yakni berbentuk gel, berwarna putih, kenyal, dan kaya serat. Namun, nata de cassava lebih lunak dan tidak terlalu alot, serta memiliki aroma yang lebih netral dibandingkan nata de coco yang berbahan baku air kelapa.
Seiring dengan meningkatnya permintaan nata de coco, persaingan dalam memperoleh bahan baku air kelapa semakin tinggi. Dengan ketersediaan singkong yang melimpah, nata de cassava menjadi solusi inovatif sebagai substitusi nata de coco dalam industri minuman kemasan.
Proses Pembuatan Nata de Cassava
Berikut adalah tahapan proses pembuatan nata de cassava:
- Pengupasan
- Singkong yang telah ditimbang dikupas menggunakan pisau.
- Singkong yang sudah dikupas ditampung dalam ember berisi air untuk mencegah oksidasi yang dapat menyebabkan perubahan warna menjadi biru dan rasa pahit akibat asam sianida.
- Pencucian
- Singkong yang telah dikupas dicuci hingga bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan sisa kulit.
- Pemarutan
- Singkong diparut menggunakan mesin pemarut agar lebih efisien dan cepat.
- Pengenceran
- Singkong yang telah diparut diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan 50 liter air per 5 kg singkong.
- Air yang digunakan harus bebas dari bahan kimia seperti kaporit atau zat pencemar lainnya.
- Perebusan I
- Tambahkan enzim alfa-amilase sebanyak 10-15 ml, aduk hingga merata.
- Setelah larutan mendidih, angkat dan biarkan hingga suhu mencapai 60-65°C.
- Tambahkan enzim gluko-amilase sebanyak 10-15 ml, lalu diamkan selama 2-3 hari hingga larutan mendingin.
- Penyaringan
- Setelah larutan mendingin, lakukan penyaringan dan pemerasan menggunakan kain saring atau alat pengepres mekanik untuk memisahkan ampasnya.
- Perebusan II
- Larutan hasil penyaringan direbus kembali.
- Tambahkan 200 ml asam asetat dan 150 gram ZA (ammonium sulfat).
- Aduk hingga larutan mendidih.
- Fermentasi / Inkubasi
- Siapkan nampan bersih, lalu tutupi dengan kertas koran yang diikat menggunakan karet pada bagian tepinya.
- Susun nampan pada rak secara bersilangan hingga 6-8 lapisan.
- Saat larutan masih mendidih, tuangkan ke dalam nampan dan segera tutup kembali.
- Setelah larutan dingin, inokulasi dengan bibit Acetobacter xylinum sebanyak 100-120 ml (10% dari larutan).
- Biarkan fermentasi berlangsung selama 8-10 hari hingga terbentuk nata de cassava.
Dengan ketersediaan singkong yang melimpah serta proses produksi yang relatif sederhana, nata de cassava berpotensi menjadi alternatif bahan baku yang menjanjikan dalam industri minuman kemasan. Substitusi nata de coco dengan nata de cassava tidak hanya memberikan solusi terhadap keterbatasan bahan baku air kelapa, tetapi juga membuka peluang bisnis baru bagi industri pertanian dan minuman di Indonesia.